Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian VI) – Muhyiddin Ibn ‘Arabi

Sahabats..Ibnu Arabi-1
Mereguk sari hikmah dari para ahlinya memang membuat kita senantiasa terlecut ghirah pengabdian kita kepada Allah. Kali ini masih dari Syaikh Muhyiddin Ibnu Araby yang menasihati kita untuk berjuang keras dalam membuka simpul-simpul dosa yang masih sering kita lakukan… Selamat merenungkannya…

ENAM

Berusaha keraslah untuk terus membuka simpul-simpul dosa yang berulang kali engkau lakukan. Bagaimana caramu menyelamatkan dirimu? Yaitu engkau membutuhkan pertolongan orang yang mengikat simpul-simpul tersebut, yaitu dirimu sendiri. Berkatalah kepada para simpul, nasihatilah mereka. Katakan, “Wahai, jasad yang fana, sedikit sekali engkau mendengarkan nasihatku, jadi mohonlah sekarang untuk sebenar mendengarkan. Apakah saat kau menghirup nafas, itu bukan merupakan nafas terakhirmu? Allah memang tahu yang terbaik, tetapi nafas berikutnya mungkin merupakan nafas terakhirmu. Kematian akan mendatangimu melalui tenggorokanmu; padahal sebelumnya setumpuk kesalahan demi kesalahan, dosa demi dosa selalu rutin engkau lakukan. Allah Al-Hakiim telah memperingatkan seseorang yang terus-menerus berada dalam dosa dengan hukuman yang bahkan gunung-gunung batu pun tak mampu menanggungnya. Lalu bagaimana dengan dirimu, lemah bak sehelai jerami, apakah mampu engkau menanggung pembalasan maha dahsyat tersebut?”
Baca lebih lanjut

Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian II) – Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi

Sahabats…

Pada tulisan kali ini, Syaikh Al-Akbar menasihati kita tentang kehalalan dan kethayyiban makanan serta rizki yang Allah amanahkan kepada kita, serta bagaimana seharusnya kita memperlakukan amanah tersebut dalam hidup kita. Hal ini penting sebagai bekal dari perjalanan spiritual kita. Marilah kita renungkan dan amalkan…

DUA

Pastikan kehalalan dan kethoyyiban serta haqq semua hal kesenangan yang engkau pergunakan di dunia ini, termasuk makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulutmu, karena merupakan pondasi dari ad-diin yang sedang engkau bangun.Ibnu Arabi-1

Untuk menaikkan tingkat spiritualmu, dalam jejak-jejak pengajaran para nabi (assalaamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh), engkau harus menjadi cahaya – cahaya dalam pelbagai kebajikan, cahaya dalam perhatianmu terhadap perbaikan dunia. Tanda-tanda-Nya yang mampu engkau baca akan membimbingmu kepada orang-orang yang akan engkau ringankan bebannya, dan akan melindungimu dari menjadi beban bagi orang lain. Jangan pernah menjadi benalu maupun membiarkan orang lain untuk membawa beban-bebanmu. Ingatlah, jangan pernah menerima harta benda dan hadiah baik untuk dirimu sendiri, keluargamu, saudaramu, teman-temanmu, yang berasal dari orang-orang yang hatinya mati, tenggelam dalam tidur panjangnya.

Baca lebih lanjut

Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian V) – Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi

Sahabats…

Kali ini melanjutkan bekal-bekal sebelumnya, Syaik Al-Akbar Muhyiddin Ibnu Araby menjelaskan tentang mengendalikan marah dan beberapa perilaku untuk menyempurnakan akhlak kita. Marilah kita renungkan dan usahakan mengamalkannya.

LIMA

Ibnu Arabi-1Jika engkau berharap untuk menemukan al-Haqq, kecintaan Allah, dan Dukungan-Nya, maka tinggalkanlah perilaku negatif, kendalikanlah sifat buruk dan kemarahanmu . Jika engkau tidak mampu untuk tidak marah, setidaknya jangan perlihatkan marahmu; maka Allah akan senang dan betapa setan akan kecewa kepadamu. Engkau pun akan mulai untuk mendidik egomu, menguatkan dan mendekatkanmu kepada Jalanmu. Kemarahan merupakan hasil dan sebuah tanda dari adanya ego yang tidak terkendali, bagaikan seekor hewan buas liar bebas tidak terkurung. Mengeluarkan marah, bagai tali kekang yang engkau buang dari atas kepalamu dan memasukkan banyak keburukan ke dalamnya. Jinakkanlah kepalamu, kau ajarkan bagaimana berpikir dengan benar, untuk taat kepada Allah, sehingga tiada orang lain yang engkau sakiti ataupun dirimu sendiri.

Begitu engkau berhasil mengekang pikiranmu, maka begitu menghadapi orang yang kehilangan kendali dirinya dan marah-marah kepadamu, maka engkau akan menghadapinya dengan tenang. Kau tidak akan bereaksi agresif pada penyerangannya. Kau tidak akan menghukum atau merespon perilaku negatifnya dengan kekasaran juga, melainkan kau abaikan saja. Mengabaikan lebih efektif daripada membalasnya. Barangkali ia akan melihat akibat-akibat dari perbuatannya, akibat dari kemarahannya, menyadari hal benar – salah, dan akhirnya mengakui kesalahannya.

Baca lebih lanjut

Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian IV) – Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi

Sahabat, belajar meniru kepemurahan Allah dengan berbagi rizki anugrah Allah merupakan inti dari wasiat Syaikh Al-Akbar kali ini. Semoga kita mampu mengamalkannya.

EMPAT

Ibnu Arabi-1Belajarlah untuk memberi, baik ketika engkau sedang lapang maupun sempit, sedang bahagia maupun berduka. Berusahalah untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang membutuhkan. Hal itu akan membuktikan keimananmu kepada Allah. Akan membuktikan bahwa Allah memang telah menetapkan rezeki tiap orang dan penetapan tersebut tidak akan tertukar.

Seorang kikir adalah seorang pengecut. Setan terkutuk berbisik di dalam telinganya bahwa kematianmu masih lama; bahwa dunia ini penuh musuh dimana jika engkau memberi, maka engkau akan menjadi miskin, tidak dihargai dan dihormati orang, dan sendirian; adalah suatu kebodohan memberi banyak kepada orang lain, karena tiada seorangpun tahu apa yang akan terjadi esok hari. Pada seorang berkeadaan sempit, setan mengatakan padanya bahwa ia akan semakin miskin jika memberi kepada orang lain. Tidak ada yang akan menolongnya, dan ia mungkin hanya akan menjadi beban bagi orang lain dan dibenci pula. Kalau begitu ia harus menjaga dirinya sendiri dari kemungkinan menjadi lebih miskin. Jika bisikan-bisikan setan menawan hatinya, maka ia akan digiring ke tepian api neraka. Sebaliknya, seseorang yang membuka telinganya kepada bisikan-bisikan Allah adalah seseorang yang sedang mendengarkan kata-kata yang penuh berkah, yang menjadikan Allah sebagai pelindungnya.

Baca lebih lanjut

Apa-apa yang Dibutuhkan Pejalan (Bagian III) – Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi

Sahabats…

Merenungkan nasihat Syeikh Al-Islam Muhyiddin Ibnu Araby memang membuat kita menjadi hati-hati dalam menjalani suluk. Berikut kami sajikan kelanjutan dari bekal yang pertama dan kedua. Marilah kita tafakkuri bersama…

TIGA

Ibnu Arabi-1Terpenting, dari apa yang engkau butuhkan adalah akhlak mulia, karakter dan perilaku yang tepat benar; kau harus mengidentifikasi bagian dirimu yang buruk dan menghilangkan keburukan itu. Hubunganmu dengan siapapun harus berdasarkan akhlak mulia – yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tipe kebutuhan tiap orang.

Barangsiapa yang menolak satu poin dari akhlak mulia, itu berarti dia masih memiliki karakter buruk. Setiap manusia diciptakan berbeda satu dengan lainnya. Level tiap orang berbeda. Karakter dan perilaku baik juga memiliki level yang berbeda. Perilaku bukanlah sebuah bentuk. Bukan juga dijalankan dalam cara yang sama pada setiap keadaan kepada setiap orang. Berperilakulah sesuai situasi dan kondisi, dan sesuai tipe kebutuhan orang dalam hubunganmu dengan seseorang atau kelompok. Indikator/ aturan perilaku baik itu adalah jika perilaku itu membawa kepada jalan keselamatan, kebenaran, kenyamanan, kedamaian, ketenangan, memberikan perlindungan, tiada menyakitkan lahir bathin dan tiada menimbulkan kesengsaraan bagi orang lain, bagi diri pribadi, dan sebisa mungkin bagi banyak orang, dimana dilakukan semata mengharapkan keridhoan Allah.

Baca lebih lanjut

WASIAT SUFI AYATULLAH KHOMEINI KEPADA PUTRANYA, AHMAD KHOMEINI

Imam-KhomeiniDengan nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam. Semoga Salawat dan Salam tercurah kepada Muhammad dan Keluarga-Sucinya. Dan semoga laknat Allah menimpa musuh-musuh mereka.

Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Yang Satu, dan tak ada sekutu baginya. Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah abdi dan rasul-Nya; dan bahwa ‘Ali, amîr al-mu’minîn, dan anak-keturunanya yang ma’shûm (‘ala yhimus-salam) adalah para penerusnya; dan bahwa apa pun yang dibawa oleh Rasulullah adalah kebenaran; dan bahwa kubur, Kebangkitan, Surga, dan Neraka adalah benar; dan bahwa Allah akan membangkitkan siapa yang ada di dalam kubur.

Baca lebih lanjut

Shaum Sunnah Bulan Rajab

durratun nashihin2Salaam Sahabats…

Masih dalam rangka mensyukuri umur kita yang hingga saat ini masih diberi nafas untuk menikati hidup ini, kami sajikan ke hadapan sahabats sedikit informasi tentang keutamaan shaum di bulan Rajab yang kami kutip dari buku “KEAGUNGAN RAJAB & SYA’BAN” karya Ustadz Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari tentang Sham Sunnah di Bulan Rajab yang beliau merujuk dari Kitab Durratun Nashihin.

Semoga memberikam limpahan rahmat-Nya kepada Ustadz Abdul Manan serta bagi kita semua…

Baca lebih lanjut

RAJAB ADALAH BULAN ALLAH SWT

hilal bulanSalaam Sahabats…

Tanpa terasa waktu bergulir, Alhamdulillah pertengahan bulan Jumadil Akhir (Jumadits Tsani) 1431 H sebentar lagi kita lewati. Hari-hari menjelang datangnya Hilal bulan Rajab 1431 H segera menemui kita, sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyambut tamu-tamu agung kita? Sudahkah kita menambah ilmu dan amaliah kita tentang Rajab, Sya’ban dan Ramadhan? Tahukah kita bahwa Rasulullah saw. bersabda tentang ketiga bulan tersebut,“Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.” (diriwayatkan dalam kitab Duratun Nashihin I:63)?

Baca lebih lanjut

Ayat Liqo’ Allah

sujud 5Salaam Sahabats…

Al-Quran, sebagai sumber segala sumber informasi yang haq, ternyata memberitakan dengan cukup jelas tentang Liqo’ Allah (pertemuan kita dengan Allah SWT).

Apakah itu? Bagaimana sikap kita sebaiknya mempersiapkan hal besar tersebut?

Marilah kita renungkan ayat-ayat berikut…

 

13 2

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Rabb-mu.” (TQS.13:2)

Baca lebih lanjut

Hidup Sehat Ala Nabi SAW

Sahabats…

Menjalani kehidupan, sebagai makhluk (ciptaan), kita kadang Allah anugrahi sehat kadang sakit. Namun, karena takdir adalah suatu misteri yang hendaknya kita senantiasa renungi, maka meneladani Rasulullah SAW dalam menjalani hidup ini handaknya selalu kita upayakan. Dalam tulisan yang kami peroleh dari blog sahabat Terapi Alami (http://terapialamiah.blogspot.com/2008/07/hidup-sehat-ala-nabi-saw.html), kita bisa meneladani bagaimana Rasulullah mengajarkan dan mencontohkan menjaga kesehatan dalam kegiatan sehari-hari…

Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani, serta sahabat Pengelola Blog tersebut dan juga kepada kita semua….

=================================================================

Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QSsyekh nazim 1

A’uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa Shahbihi ajma’iin

Cara mencegah penyakit yang terbaik adalah dengan beriman kepada Allah SWT dan yakin bahwa segala yang terjadi adalah atas Kehendak-Nya.

Beberapa penyakit diberikan sebagai hukuman atas ketidakpatuhan seseorang, sebagian lagi sebagai ujian, Allah SWT mengamati apakah hamba-Nya menerima Kehendak-Nya dan tetap menjaga keimanannya dalam segala keadaan.

Baca lebih lanjut

  • Blog Stats

    • 62.163 hits
  • Kalender

    April 2024
    S S R K J S M
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    2930  
  • Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

    Bergabung dengan 19 pelanggan lain